ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN MENINGITIS

A. KONSEP DASAR TEORI

1. PENGERTIAN MENINGITIS
Meningitis adalah suatu peradangan pada selaput otak, ditandai dengan peningkatan jumlah sel polimorfonuklear (PMN) dalam cairan serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan serebrospinal.
(Mansjoer,2000)

2. ETIOLOGI
Penyebab meningitis antara lain :
• Kuman sejenis Pneumococcus sp, Hemofilus influenza, Staphylococcus, Streptococcus, E. coli, Meningococcus, dan Salmonella yang merupakan penyebab infeksi pada tempat lain pada tubuh dan masuk melalui aliran darah (hematogen)
• Komplikasi penyebaran tuberculosis primer biasanya dari paru dan perluasan langsung dari infeksi (perkontinuitatum)
• Implantasi langsung spt akibat trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak, pungsi lumbal.
• Aspirasi dari cairan amnion dan infeksi kuman secara transplasental pada neonatus.

3. PATOFISIOLOGI
Adanya etiologi yang menginvasi selaput otak menimbukan reaksi antigen dan antibody yang menimbulkan peradangan. Dengan adanya radang terbentuk transudat dan eksudat yang menimbulkan odem pada selaput otak. Odem menyebabkan sirkulasi jaringan cerebral menurun akibatnya timbul hipoksia. Adanya Hipoksia disatu sisi menyebabkan penurunan kesadaran dan disisi lain menyebabkan perubahan polaritas sel saraf. Penurunan kesadaran memunculkan masalah Risiko Cedera dan perubahan polaritas sel saraf menimbulkan kejang (askep tersendiri). Odem selaput otak selain menyebabkan sirkulasi cerebral mengalami penurunan juga menyebabkan peningkatan TIK akibat membesarnya volume desak ruang otak.Peningkatan TIK menyebabkan mual muntah sehingga dapat muncul masalah Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Keb Tubuh. Dengan adanya peradangan juga akan memunculkan masalah Hipertermia. Disamping itu juga dapat timbul iritasi meningen yang dapat memunculan masalah Nyeri Akut dan menyebabkan peningkatan tonus otot ektensor tengkuk. Dari sini dan peningkatan TIK juga dapat memunculkan masalah Nyeri Akut.

WOC sbb : Etiologi

Reaksi AG – AB

Peradangan

Pembentukan transudat Hipertermia Iritasi Meningen
dan eksudat
Nyeri Akut
Odem Peningkatan TIK

Penurunan sirkulasi cerebral Mual muntah Peningkatan tonus otot
ektensor tengkuk
Hipoksia Risiko Perubahan Nutrisi Kurang
dari Keb Tubuh
Penurunan Perubahan polaritas
Kesadaran sel saraf

Risiko Cedera kejang(askep tersendiri)

4. TANDA DAN GEJALA
• Demam
• Menggigil
• Muntah
• Nyeri kepala
• Kaku kuduk, Brudzinski dan Kernig sign positif
• Gelisah
• Kejang
• Hemiparesis
• Penurunan kesadaran
• Ubun2 tegang dan menonjol

5. PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan kaku kuduk, Brudzinski dan Kernig sign
• Pemeriksaan 12 saraf cranial

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pungsi lumbal
• Kultur, resistensi dan pewarnaan gram cairan serebrospinal
• Lab: DL,LED,Elektrolit

7. KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan manifestasi klinis yang
muncul dan hasil pemeriksaan penunjang yang mendukung.

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
• Cairan intravena
• Koreksi asam basa dan elektrolit (jika ada gangguan)
• Anti kejang
• Kortikosteroid sebelum pemberian Antibiotik
• Antibiotik,ada 2 fase pemberian yaitu empirik dan setelah ada hasil kultur dan uji resistensi

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Data Subjektif : orang tua mengatakan anaknya demam tinggi, menggigil, muntah-
muntah, gelisah, rewel, ubun2nya menonjol, mengatakan kepalanya
sakit, kejang berulang.
Data Objektif : anak tampak menggigil,anak tampak muntah, anak gelisah dan
kesadarannya menurun, ubun2 tampak tegang dan menonjol, anak
mengalami kejang,terdapat kaku kuduk, Brudzinski dan Kernig sign
positif.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pohon masalah pada patofisiologi di atas dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan yang mngkin muncul :
1. Nyeri Akut b.d inflamasi dan spasme otot sekunder terhadap infeksi meningen d.d ortu mengatakan anaknya gelisah, rewel, mengeluh kepalanya sakit, tampak mengalami kaku kuduk.
2. Risiko terhadap Cedera b.d perubahan fungsi otak sekunder terhadap penurunan kesadaran
3. Risiko perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh b.d menurunnya napsu makan sekunder terhadap mual dan muntah.

3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a.Prioritas Diagnosa keperawatan:
Dari ketiga Diagnosa Keperawatan yang muncul dapat ditentukan
prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah
sbb :
1. Risiko terhadap Cedera b.d perubahan fungsi otak sekunder terhadap penurunan kesadaran.
2. Nyeri Akut b.d inflamasi dan spasme otot sekunder terhadap infeksi meningen d.d
ortu mengatakan anaknya gelisah, rewel, mengeluh kepalanya sakit, tampak
mengalami kaku kuduk.
3. Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh b.d menurunnya napsu
makan sekunder terhadap mual dan muntah

b. Rencana keperawatan
( Carpenito,2000 dan Wilkinson 2007)

1. Risiko terhadap Cedera b.d perubahan fungsi otak sekunder terhadap
penurunan kesadaran.
Tujuan : Cedera tidak terjadi
Intervensi :
• Beri posisi tidur yang aman untuk anak
Rasional : meminimalkan kemungkinan cedera
• Anjurkan ortu untuk melakukan pendampingan
Rasional : melakukan pengawasan terutama saat anak gelisah
• Pasang palang pengaman tempat tidur dan hindarkan benda2
yang dapat membahayakan terutama jika anak tiba2 kejang
Rasional : meminimalkan kemungkinan cedera

2. Nyeri akut b.d inflamasi dan spasme otot sekunder terhadap infeksi
meningen
Tujuan : nyeri teratasi dengan menunjukan
tanda2 nyeri terkontrol
Intervensi :
• Pantau berat ringan nyeri yang dirasakan dengan menggunakan skala nyeri.
Rasional : mengetahui tingkat nyeri yang diraskan
shg memudahkan pemberian intervensi.
• Pantau saat muncul awitan nyeri
Rasional : menghindari pencetus nyeri merupakan
salah satu metode distraksi yang efektif.
• Delegatif dalam pemberian analgetik,kortikosteroid atau steroid Rasional : membantu mengurangi spasme otot yg menimbulkan
kaku kuduk

3. Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh b.d
menurunnya napsu makan sekunder terhadap mual dan muntah
Tujuan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
terjadi.
Intervensi :
• Hindari makanan yang memperburuk mual dan muntah
Rasional : meminimalkan mual dan muntah
• Anjurkan menyajikan diet dalam keadaan hangat
Rasional : makanan hangat meminimalkan risiko muntah
• Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering terutama jika anak harus terpasang NGT
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi karena kesulitan asupan
lewat oral
• Anjurkan ibu tetap memberi ASI jika anak masih menyusu
Rasional : ASI mencukupi nutrisi anak

4. EVALUASI
Evaluasi perkembangan klien dapat dilihat dari pencapaian tujuan dari
rencana tindakan yang ditetapkan.Dalam hal ini pada kasus meningitis
evaluasinya sbb:
1. Cedera tidak terjadi
2. Nyeri teratasi dan menunjukan tanda2 nyeri terkontrol
3. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh tidak terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito L. J. ( 2000 ) Diagnosa Keperawatan ,Edisi 6. Jakarta : EGC
Mansjoer Arif. (2000) Kapita Selekta Kedokteran,Jilid 2.Jakarta : EGC
Ngastiyah. (1997)Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Wilkinson M. J. ( 2007 ) Buku Saku Diagnosis Keperawatan .Jakarta : EGC

Tentang pataulanursing

Mahasiswa PSIK B, FK Unud
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar